Senin, 01 Desember 2014



TANGISKU BERSAMA RINTIK HUJAN DI SENJA KELABU
( TIKA LIS ELYANI )

Suara angina seakan mengayun ditelingaku, sore itu ditaman kota. Bunga – bunga yang seakan menunjukkan wajah berseri mengayun ke kanan dank e kiri seolah mengikuti irama angina yang berhembus. Ku lihat sepasang bunga yang warnanya saling melengkapi bagaikan dua sijoli yang berbahagia. Oh . . . andai kehidupan sebahagia bunga – bunga disana. Tak akan ku merasa kesepian seperti ini.
Hah. . . andaikan Tuhan menurunkan seorang pangeran untuk mengisi kesepian dan kekosongan hatiku, pasti tak akan ku kenal kata kesepian apalagi sampai mendalami kata kesepian seperti ini. Rina dan Ratih , kedua sahabatku itu saja sudah punya pacar.
“ Kapan aku punya pacar Tuhan ?” Teriakku di taman kota sehingga semua mata terpusat kepadaku. Ooohh . . malunya aku.
Teng . . . teng . . . teng . . . suara bel masukpun berbunyi.Iya, aku masih sekolah, aku anak sekolahan. Aku salah satu sisiwi di SMA N 24 Jakarta , anak bahasa , Neisya , itulah namaku. Kapten tim basket cewe yang terkenal di Jakarta.
“ apa ? anak tim basket cowo SMA 15 menantang tim kita untuk bertanding besok lusa ?  teriakku.
       Sontak aku kaget dengan apa yang dikatakan Rina, sahabatku yang juga satu tim basket denganku. Mengapa tidak ?kapten tim basket SMA 15 kan cowo yang aku suka dan aku kagumi sejak Smp. Dia pangeranku. Dan mana mungkin aku bisa melawannya.Melihat kegantengannya saja aku sudah diam tak berkedip. Bahkan lupa akan segalanya.
“ oh Tuhan apa yang harus aku lakukan ? aku tidak bisa melawan pangeranku. Dan aku juga tidak bisa menolak tantangan dari timnya.” Gumamku di toilet.
       Di sebuah bangku di sudut taman kota, ku merenung memikirkan dia. Dia, pangeranku yang akan ku lawan besok lusa. Kulihat Rina sedang bersama kekasihnya sedang duduk diayunan untuk sekedar melihatkan kemesraan mereka didepanku.Ya begitulah Rina, selalu saja mengejekku karena sampai saat ini aku masih belum punya pacar.Bukan tak laku, tapi lebih selektif saja untuk memilih pacar. Takut sakit hati,  alasan yang paling terutama. Ah sudahlah , tak punya pacar jugatak apa.
Pagi itu, sebelum pertandingan dimulai. Fikiranku sangat resah , gelisah , dan bimbang. Hanya satu pertanyaanku didalam otakku , apalagi kalau bukan , apa bisa aku melawannya nanti ? hah sudahlah. Ku coba saja dulu.
Saat yang kutakutkan terjadi.Bertiga ditengah lapangan basket, dan diantara berates-ratus siswa sisiwi yang menonton pertandingan basket.Aku .pangeranku , dan wasit. Dag dig dug, detak jantungku berdetak sangat kencang. Bahkan sampai-sampai ingin keluar dari dadaku.Berkali-kali ku hembuskan nafas untuk sekedar melawan rasa grogiku.Tapi berkali-kali juga aku gagal melakukannya.
Ppprrrriiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttt !!!
Suara peluit wasitpun berbunyi menandakan pertandingan dimulai.
        Selama pertandingan aku dikalahkan oleh rasa grogiku.jadi, selama babak pertama berlangsung tim basket dari sekolah kalah dengan tim basket lawan. Iya sih, ini semua karenakesalahanku . Karena konsentrasiku bukan lagi tertuju kepada bola dan ring basket. Tapi tertuju kepada pangeranku.
        Selama break babak pertama tak tau kenapa hatiku terasa berbunga-bunga. Padahal tim basket dari sekolahku kalah dengan tim basket lawan. Tanpa aku sadari ternyata aku senyum-senyum sendiri.
“ heh. Ney. Kamu tidak apa-apa kan ?dari tadi senyum-senyum sendiri. Kenapa sih ?lihatin apa kamu ? hah ?” Tanya Ratih yang lagi Kepo.
“ ih nggak kok. Apaan sih.Siapa coba yang senyum-senyum.Orang gila kali ah aku senyum-senyum sendiri.”jawabku sembari mengelak.
Babak keduapun dimulai.Kali ini aku bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam pertandingan.Tiba – tiba.Dooooaaaaakkkkkk !!!!!!entah apa yang menghantam kepalaku. Aku tak tau apa yang terjadi. Setelah kurasakan hantaman yang keras, semuanya menjadi gelap.Dan ketika aku terbangun aku sudah berada di sebuah ruangan.Terlihat seorang cowo disampingku.Terdiam dan melihatku sambil tersenyum.
“ ahh dimana aku ?” gumamku.
“ tenang saja, kamu sedang ada di Uks. Kamu tidak apa-apa kan ?mana yang sakit ? kamu butuh apa ? makanan ?minuman ?atau apa bilang ssaja. Atau nggak kamu istirahat dulu kalau masih sakit kepalanya.Maaf ya tadi aku nggak sengaja ngelempar bola terkena kepala kamu. Aku Reno. Kapten tim basket SMA 15. Nama kamu siapa ?” Tanya nya yang seolah-olah tanpa nafas.
“ aku Neisya. Terimakasih ya sudah menolong aku.Kamu memang baik pangeranku.Uuuuppppppsssss !!!keceplosan.”  Jawabanku dengan spontan.
“ pangeran ?” herannya.
“ emm ngga kok. Sudah anggap saja angina lewat tadi.” Jawabku dengan sedikit malu.
     Setelah lama ngobrol dengan Reno, kami semakin akrab satu dengan yang lain. Ternyata dia sangat baik dan tidak sombong meskipun dia kaya dan sangat populer.Tanpa basa-basi Reno mengajakku untuk makan malam di sebuah restoran untuk menebus dosanya karena telah menghantam kepalaku dngan bola sampai aku pingsan.Langsung saja tanpa fikir panjang aku meng iyakan ajakan Reno.Karena moment-moment inilah yang aku tunggu.
Setelah pulang dari pertandingan basket, aku dihantui dengan rasa bingung, dan bingungku itupun hanya karena masalah spele. Pakai baju apa dan yang mana nanti waktu makan malam sama Reno ?aku harus tampil perfect malam itu. Mondar-mandir aku didepan almari sembari melihat bajuku yang ada digantungan almari. Merah, merah muda,  hijau, biru muda, biru tua, kuning, putih , hitam, hampir semua warna ada. Aku coba baju itu satu persatu, dan akhirnya aku lempar satu persatu kebelakangku, karena merasa tidak cocok.Tinggal satu baju lagi yang tersisa.Gaun merah pemberian almarhumah ibuku satu tahun yang lalu.Dan itulah baju pilihanku yang kurasa paling cocok untuk makan malam bersama pangeranku.
Setalah selesai berdandan cantik aku keluar menunggu taksi yang lewat.Tak berapa lama ada taksi berwarna kuning, dan aku hentikan taksi itu.Sampai di restoran yang sudah ditentukan oleh Reno untuk makan malam, aku turun dari taksi dan masuk ke restoran dan mencari dimana Reno.Ternya Reno sudah sampai dan sudah menungguku.Lalu aku menghamprinya.
“ hey Reno. Sudah menunggu lama ya ?maaf ya aku terlambat.” Sapaku.
“ tidak kok. Aku baru saja sampai. Silahkan duduk.” Sambil mempersiapkan kursi untuk aku duduk,
“ iya terimakasih.” Balasku dengan senyuman.
Setelah banyak yang kami bicarakan, ternyata Reno belum punya pacar.Itulah kata-kata yang aku harapkan keluar dari mulut Reno dari tadi. Jadi aku bisa pendekatan sama Reno, dan juga aku puna kesempatan untuk mengisi hati Reno yang sedang kosong.
        Jam di tanganku pun sudah menunjukkan jam 9 malam. Kami memutuskan untuk pulang.Reno mengantarku sampai kedepan rumah.Dari makan malam itu, perhatian Reno kepadaku semakin lebih.Dan mungkin di hatinya sudah mulai tumbuh rasa sayang dan cinta.Sama seperti yang aku rasakan kepadanya selama ini.
        Tok tok tok !!!suara ketukkan pintuku. Aku bergegas membukakan pintu.Ternyata sahabatku Ratih yang dating dengan isak tangis yang kemudian jatuh dipelukanku. Ku ajak dia masuk dan kuberi segelas air putih , lalu ku Tanya dengan perlahan.
“ Ratih, apa yang terjadi ? siapa yang membuatku sampai menangis seperti ini ? ayo ceritakan.” Tanyaku.
“ Amir ney. Dia selingkuh dan memutuskanku.” Jawab Ratih sambil menangis.
Kata demi kata aku ucapkan dari mulutku.Entah itu benar atau tidak.Karena aku sendiri jarang berpacaran. Tapi untuk menghibur sahabatku apa saja akan ku lakukan.
Berbulan-bulan setelah aku dan Reno makan malam, hubungan kami semakin renggang dan bahkan jauh. Entah apa yang terjadi di antara kami. Dan entah apa yang membuat Reno berubah. Kini pupuslah harapanku untuk berada dihatinya Reno.Mengisi kekosongan hatinya, dan menjadikannya kekasihku yang terakhir.Ku lihat sekarang Reno sering jalan berdua dengan Ratih.Sahabatku yang baru putus dengan pacarnya beberapa bulan yang lalu.Ku rasa itu jawabannya mengapa Reno sekarang menjauh dariku.
      Kriiiingg Krriiinngg Krriiinngg !!!suara handphoneku berbunyi di sore itu.`
“ halo ney. Bisa dating ke taman kota sekarang ?aku tunggu ya. Ini soal penting.” Ku dengar suara Rina di handphoneku setelah aku mengangkat telepon.
“ iya Rin. Tunngu sebentar. Aku ganti baju dulu.” Sahutku.
     Ku lihat Rina sedang duduk dibangku sudut taman kota tepat dibawah pohon. Kulihat muka Rina sangat serius. Semakin aku penasaran apa yang akan Rina bicarakan sampai-sampai se-serius ini.
Setelah panjang lebar Rina menjelaskan kepadaku, ternyata dugaanku selama ini benar.Reno pangeranku sudah jadian dengan Ratih sahabatku 1 minggu yang lalu. Betapa hancur hatiku mendengar apa yang terjadi.
Kuberlari membawa luka hatiku.Ku menangis disepanjang jalan tanap memperhatikan orang-orang yang memperhatikanku.Ku duduk dibangku ditepi sebuah danau.Ku termenung bagaikan kupu-kupu yang telah kehilangan sayapnya.Tak tau lagi harus pergi kemana karena taka da lagiyang bisa dipakai untuk terbang.
Disenja malam minggu.Di iringi rintik hujan.Ku menangis tanpa henti.Bahkan seolah-olah matahari ikut bersembunyi tak mau melihat deraian tangisku.Langitpun ikut menghitam seperti keadaan hatiku.Awan-awan dilangitpun ikut menangis melihat keadaan hatiku.
Satu minggu setelah kejadian itu, ku meminta ayahku untuk memindahkan sekolahku diLuar Negeri.Satu tujuanku.Agar aku bisa melupakan semua yang telah terjadi.Karena semua itu terlalu sakit untuk aku jalani.
SEKIAN . !

Tika Lis Elyani. 13 Desember 1998.16 tahun. SMA N 1 BATANGAN , PATI. Kelas XII IIS 2.

0 komentar:

Blog Archive

Popular Posts