(
TIKA LIS ELYANI )
Suara angina seakan mengayun ditelingaku, sore itu
ditaman kota. Bunga – bunga yang seakan menunjukkan wajah berseri mengayun ke
kanan dank e kiri seolah mengikuti irama angina yang berhembus. Ku lihat
sepasang bunga yang warnanya saling melengkapi bagaikan dua sijoli yang
berbahagia. Oh . . . andai kehidupan sebahagia bunga – bunga disana. Tak akan
ku merasa kesepian seperti ini.
Hah. . . andaikan Tuhan menurunkan seorang pangeran
untuk mengisi kesepian dan kekosongan hatiku, pasti tak akan ku kenal kata
kesepian apalagi sampai mendalami kata kesepian seperti ini. Rina dan Ratih ,
kedua sahabatku itu saja sudah punya pacar.
“ Kapan aku punya pacar Tuhan ?” Teriakku di taman
kota sehingga semua mata terpusat kepadaku. Ooohh . . malunya aku.
Teng . . . teng . . . teng . . . suara bel masukpun
berbunyi.Iya, aku masih sekolah, aku anak sekolahan. Aku salah satu sisiwi di SMA
N 24 Jakarta , anak bahasa , Neisya , itulah namaku. Kapten tim basket cewe
yang terkenal di Jakarta.
“ apa ? anak tim basket cowo SMA 15 menantang tim
kita untuk bertanding besok lusa ?
teriakku.
Sontak aku kaget dengan apa yang dikatakan
Rina, sahabatku yang juga satu tim basket denganku. Mengapa tidak ?kapten tim
basket SMA 15 kan cowo yang aku suka dan aku kagumi sejak Smp. Dia pangeranku.
Dan mana mungkin aku bisa melawannya.Melihat kegantengannya saja aku sudah diam
tak berkedip. Bahkan lupa akan segalanya.
“ oh Tuhan apa yang harus aku lakukan ? aku tidak
bisa melawan pangeranku. Dan aku juga tidak bisa menolak tantangan dari
timnya.” Gumamku di toilet.
Di
sebuah bangku di sudut taman kota, ku merenung memikirkan dia. Dia, pangeranku
yang akan ku lawan besok lusa. Kulihat Rina sedang bersama kekasihnya sedang
duduk diayunan untuk sekedar melihatkan kemesraan mereka didepanku.Ya begitulah
Rina, selalu saja mengejekku karena sampai saat ini aku masih belum punya
pacar.Bukan tak laku, tapi lebih selektif saja untuk memilih pacar. Takut sakit
hati, alasan yang paling terutama. Ah
sudahlah , tak punya pacar jugatak apa.
Pagi itu, sebelum pertandingan dimulai. Fikiranku
sangat resah , gelisah , dan bimbang. Hanya satu pertanyaanku didalam otakku ,
apalagi kalau bukan , apa bisa aku melawannya nanti ? hah sudahlah. Ku coba
saja dulu.
Saat yang kutakutkan terjadi.Bertiga ditengah
lapangan basket, dan diantara berates-ratus siswa sisiwi yang menonton
pertandingan basket.Aku .pangeranku , dan wasit. Dag dig dug, detak jantungku
berdetak sangat kencang. Bahkan sampai-sampai ingin keluar dari
dadaku.Berkali-kali ku hembuskan nafas untuk sekedar melawan rasa grogiku.Tapi
berkali-kali juga aku gagal melakukannya.
Ppprrrriiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttt !!!
Suara peluit wasitpun berbunyi menandakan
pertandingan dimulai.
Selama
pertandingan aku dikalahkan oleh rasa grogiku.jadi, selama babak pertama
berlangsung tim basket dari sekolah kalah dengan tim basket lawan. Iya sih, ini
semua karenakesalahanku . Karena konsentrasiku bukan lagi tertuju kepada bola
dan ring basket. Tapi tertuju kepada pangeranku.
Selama
break babak pertama tak tau kenapa hatiku terasa berbunga-bunga. Padahal tim basket
dari sekolahku kalah dengan tim basket lawan. Tanpa aku sadari ternyata aku
senyum-senyum sendiri.
“ heh. Ney. Kamu tidak apa-apa kan ?dari tadi
senyum-senyum sendiri. Kenapa sih ?lihatin apa kamu ? hah ?” Tanya Ratih yang
lagi Kepo.
“ ih nggak kok. Apaan sih.Siapa coba yang
senyum-senyum.Orang gila kali ah aku senyum-senyum sendiri.”jawabku sembari
mengelak.
Babak keduapun dimulai.Kali ini aku bertekad untuk
bersungguh-sungguh dalam pertandingan.Tiba – tiba.Dooooaaaaakkkkkk !!!!!!entah
apa yang menghantam kepalaku. Aku tak tau apa yang terjadi. Setelah kurasakan
hantaman yang keras, semuanya menjadi gelap.Dan ketika aku terbangun aku sudah
berada di sebuah ruangan.Terlihat seorang cowo disampingku.Terdiam dan
melihatku sambil tersenyum.
“ ahh dimana aku ?” gumamku.
“ tenang saja, kamu sedang ada di Uks. Kamu tidak
apa-apa kan ?mana yang sakit ? kamu butuh apa ? makanan ?minuman ?atau apa
bilang ssaja. Atau nggak kamu istirahat dulu kalau masih sakit kepalanya.Maaf
ya tadi aku nggak sengaja ngelempar bola terkena kepala kamu. Aku Reno. Kapten
tim basket SMA 15. Nama kamu siapa ?” Tanya nya yang seolah-olah tanpa nafas.
“ aku Neisya. Terimakasih ya sudah menolong aku.Kamu
memang baik pangeranku.Uuuuppppppsssss !!!keceplosan.” Jawabanku dengan spontan.
“ pangeran ?” herannya.
“ emm ngga kok. Sudah anggap saja angina lewat
tadi.” Jawabku dengan sedikit malu.
Setelah
lama ngobrol dengan Reno, kami semakin akrab satu dengan yang lain. Ternyata
dia sangat baik dan tidak sombong meskipun dia kaya dan sangat populer.Tanpa
basa-basi Reno mengajakku untuk makan malam di sebuah restoran untuk menebus
dosanya karena telah menghantam kepalaku dngan bola sampai aku pingsan.Langsung
saja tanpa fikir panjang aku meng iyakan ajakan Reno.Karena moment-moment
inilah yang aku tunggu.
Setelah pulang dari pertandingan basket, aku
dihantui dengan rasa bingung, dan bingungku itupun hanya karena masalah spele.
Pakai baju apa dan yang mana nanti waktu makan malam sama Reno ?aku harus
tampil perfect malam itu. Mondar-mandir aku didepan almari sembari melihat
bajuku yang ada digantungan almari. Merah, merah muda, hijau, biru muda, biru tua, kuning, putih ,
hitam, hampir semua warna ada. Aku coba baju itu satu persatu, dan akhirnya aku
lempar satu persatu kebelakangku, karena merasa tidak cocok.Tinggal satu baju
lagi yang tersisa.Gaun merah pemberian almarhumah ibuku satu tahun yang
lalu.Dan itulah baju pilihanku yang kurasa paling cocok untuk makan malam
bersama pangeranku.
Setalah selesai berdandan cantik aku keluar menunggu
taksi yang lewat.Tak berapa lama ada taksi berwarna kuning, dan aku hentikan
taksi itu.Sampai di restoran yang sudah ditentukan oleh Reno untuk makan malam,
aku turun dari taksi dan masuk ke restoran dan mencari dimana Reno.Ternya Reno
sudah sampai dan sudah menungguku.Lalu aku menghamprinya.
“ hey Reno. Sudah menunggu lama ya ?maaf ya aku
terlambat.” Sapaku.
“ tidak kok. Aku baru saja sampai. Silahkan duduk.”
Sambil mempersiapkan kursi untuk aku duduk,
“ iya terimakasih.” Balasku dengan senyuman.
Setelah banyak yang kami bicarakan, ternyata Reno
belum punya pacar.Itulah kata-kata yang aku harapkan keluar dari mulut Reno
dari tadi. Jadi aku bisa pendekatan sama Reno, dan juga aku puna kesempatan
untuk mengisi hati Reno yang sedang kosong.
Jam di
tanganku pun sudah menunjukkan jam 9 malam. Kami memutuskan untuk pulang.Reno
mengantarku sampai kedepan rumah.Dari makan malam itu, perhatian Reno kepadaku
semakin lebih.Dan mungkin di hatinya sudah mulai tumbuh rasa sayang dan
cinta.Sama seperti yang aku rasakan kepadanya selama ini.
Tok
tok tok !!!suara ketukkan pintuku. Aku bergegas membukakan pintu.Ternyata
sahabatku Ratih yang dating dengan isak tangis yang kemudian jatuh dipelukanku.
Ku ajak dia masuk dan kuberi segelas air putih , lalu ku Tanya dengan perlahan.
“ Ratih, apa yang terjadi ? siapa yang membuatku
sampai menangis seperti ini ? ayo ceritakan.” Tanyaku.
“ Amir ney. Dia selingkuh dan memutuskanku.” Jawab
Ratih sambil menangis.
Kata demi kata aku ucapkan dari mulutku.Entah itu
benar atau tidak.Karena aku sendiri jarang berpacaran. Tapi untuk menghibur
sahabatku apa saja akan ku lakukan.
Berbulan-bulan setelah aku dan Reno makan malam,
hubungan kami semakin renggang dan bahkan jauh. Entah apa yang terjadi di
antara kami. Dan entah apa yang membuat Reno berubah. Kini pupuslah harapanku
untuk berada dihatinya Reno.Mengisi kekosongan hatinya, dan menjadikannya
kekasihku yang terakhir.Ku lihat sekarang Reno sering jalan berdua dengan
Ratih.Sahabatku yang baru putus dengan pacarnya beberapa bulan yang lalu.Ku
rasa itu jawabannya mengapa Reno sekarang menjauh dariku.
Kriiiingg Krriiinngg Krriiinngg !!!suara handphoneku berbunyi di sore
itu.`
“ halo ney. Bisa dating ke taman kota sekarang ?aku
tunggu ya. Ini soal penting.” Ku dengar suara Rina di handphoneku setelah aku
mengangkat telepon.
“ iya Rin. Tunngu sebentar. Aku ganti baju dulu.”
Sahutku.
Ku lihat
Rina sedang duduk dibangku sudut taman kota tepat dibawah pohon. Kulihat muka
Rina sangat serius. Semakin aku penasaran apa yang akan Rina bicarakan
sampai-sampai se-serius ini.
Setelah panjang lebar Rina menjelaskan kepadaku,
ternyata dugaanku selama ini benar.Reno pangeranku sudah jadian dengan Ratih
sahabatku 1 minggu yang lalu. Betapa hancur hatiku mendengar apa yang terjadi.
Kuberlari membawa luka hatiku.Ku menangis
disepanjang jalan tanap memperhatikan orang-orang yang memperhatikanku.Ku duduk
dibangku ditepi sebuah danau.Ku termenung bagaikan kupu-kupu yang telah
kehilangan sayapnya.Tak tau lagi harus pergi kemana karena taka da lagiyang
bisa dipakai untuk terbang.
Disenja malam minggu.Di iringi rintik hujan.Ku
menangis tanpa henti.Bahkan seolah-olah matahari ikut bersembunyi tak mau
melihat deraian tangisku.Langitpun ikut menghitam seperti keadaan
hatiku.Awan-awan dilangitpun ikut menangis melihat keadaan hatiku.
Satu minggu setelah kejadian itu, ku meminta ayahku
untuk memindahkan sekolahku diLuar Negeri.Satu tujuanku.Agar aku bisa melupakan
semua yang telah terjadi.Karena semua itu terlalu sakit untuk aku jalani.
SEKIAN . !
Tika Lis Elyani. 13 Desember 1998.16 tahun. SMA N 1
BATANGAN , PATI. Kelas XII IIS 2.
0 komentar:
Posting Komentar