Cinta
Yang Tak Kesampaian
Hari
ini awal aku masuk ke sekolah SMA, rasa ini bercampur aduk dengan jantung yang
terus berdetak kencang. Rasa ini selalu ada di saat aku masuk
ke sekolah yang baru. Aku merasa gugup saat bertemu
teman-teman baru, cukup senang aku waktu itu karena masa-masa aku di SMP
sudah selesai. Ya walaupun sama teman-temanku Smp yang menyimpan banyak
kenangan. Aku di SMA tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dari yang
sebelumnya, disitu juga aku mendapatkan teman baru semua yang sebelumnya belum
aku kenal.
Tidak
terasa aku di SMA sudah sebulan selama pembelajaran biasa dimulai setiap siswa
baru diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler. Aku memilih ekstrakurikuler
basket,awal latihan kami pun mengikuti acara itu dengan sangat antusias dan
acara itu dilaksanakan setiap kamis sore mulai pukul 14.00 s.d 16.00. Pas hari
pertama latihan aku lupa untuk membawa motor padahal aku pulang sore dan
kemungkinan angkutan umum juga jarang. Untunglah ada temen ku sekitar 5 orang
yang tidak membawa motor yang menemani aku jalan menuju halte sekolahanku. Lalu
di halte kami mencoba memberanikan diri untuk bertanya sama orang sekitar situ
“Apakah
jam 5 masih ada bis?”tanyaku kepada seorang bapak tua.
“Waduh nak bis terakhir baru saja lewat sekita 10 menit yang lalu” kata seorang
bapak tua itu.
Oh tidak mungkin aku ketinggalan bis lalu bagaiman aku pulangnya. Fikiranku
menjadi tak karuan campur aduk, lalu temen-temen mengajak aku
“Bagaimana kalau kita mencoba untuk mencari
tebengan di SMK mau apa tidak?”
“Ya terserah kalian aja lah aku ikut saja” kata ku sambil tersenyum.
Sesampainya
di SMK ternyata mereka juga sudah pada pulang semua hanya tinggal beberapa saja
yang belum pulang dan yang belum pulang itu pun yang tidak membawa motor.
“Ya
Allah sungguh sia-sia sekali harapan aku”.
Teman-teman
yang lain pun pada panik dan akhirnya kami memutuskan untuk menelfon keluarga
kami masing-masing untuk menjemput kami pulang. Untung sajalah kakakku mau
menjemputku, tak lama kemudian teman-temanku sudah pada dijemput oleh
keluarganya hanya tinggal aku sendiri disana. Mana aku cewek sendirian tidak
jauh dari halte tempat dudukku ada 3 orang cowok yang juga belum pada pulang
mereka kemudian menghampiriku,
“Sendirian aja mbak la temen-temmenya pada
dimana, udah pada pulang ya?.”. salah satu dari mereka bertanya padaku yang
memakai jaket hitam.
“Ngmong ngomong dari SMA mana mbak?” seorang cowok yang memakai tas biru
Aku memberanikan diri mencoba untuk berbicara sama mereka
“Iya
ini tadi aku ketinggalan bus, temen-temen sudah pada dijemput dan tinggal aku
disini yang masih sendiri menunggu jemputan kakaku, aku dari SMA 1 Jakarta. ya itulah sekolahku”
“Ngmong ngomong namanya siapa dan udah kelas berapa?” Tanya si cowok itu
“Perkenalkan nama saya Mila dan baru kelas X, la kalian kelas berapa dan
jurusan apa?”
“kami dari kelas XII elektro” jawab cowok itu.
Tak
terasa setelah kami berbincang-bincang cukup lama kakak ku ternyata sudah
datang, dan terpaksa aku harus pergi dan meninggalkan mereka bertiga deh.
“sampai bertemu kembali, byee”.
Dari
pertemuan itulah kami sering ngobrol-ngobrol lewat pesan pendek, seminggu
setelah kenal dua di antara mereka yang bernama Kak Ari dan Kak Deny menyatakan
cinta ke aku. Namun aku harus memilih satu di antara mereka dan akhirnya aku
memutuskan untuk memilih Kak Deny karena menurutku dia orangnya baik dan lebih
perhatian sama aku, dan kelihatannya dia cocok sama aku.
Seminggu
setelah pacaran kami selalu menyempatkan diri untuk bisa pulang bersama setiap
hari kamis sore pulang latihan basket, ya walaupun aku yang harus menjemput dia
karena dia tidak membawa motor. Satu jam jarak rumahku dari sekolahanku dan
setengah jam dari rumah Kak Deny ya perjalanan yang cukup melelahkan namun
semua itu jadi tak terasa jika aku sudah ada di dekatnya.
Hari-hariku
selalu aku lewati bersamanya kami seperti pasangan yang tak mau terpisahkan dan
aku pun juga tak ingin jauh darinya sedikitpun.
Minggu
ini hari-hariku aku habiskan di rumah tidak untuk keluar sama Kak Deny, tak
kusangka tiba-tiba pesan masuk di Hp ku dan itu dari Kak Deny langsung aku raih
hpku tumben saja dia sms aku di jam yang biasanya dia masuk untuk melatih anak
smp untuk latihan basket dan ternyata dia mengalami kecelakaan di jalan saat
mengendarai motor mau berangkat melatih. Hem hatiku jadi bercampur tak karuan
rasanya bagaimana sekarang keadaannya aku takut dia terjadi apa-apa. Aku
langsung mengambil keputusan untuk segera menengok keadaanya tetapi aku harus
mengajak temanku yang bernama Tya dan kak Hendra temennya kak Deny karena kak
Hendra yang tau dimana rumah kak aan berada.
Setelah
sampai di rumah kak Deny tak sengaja air mataku terjatuh di pipiku
“Ya
Allah kenapa orang yang aku sayang harus terluka begini pasti lukanya sangat
sakit tak tega aku melihatnya”. Sambil menangis melihat kondisi kak Deny
“Mila kamu
kenapa kok nangis?” Tanya tya kepadaku
“Iya kenapa kamu menangis apa kamu kasian padaku, aku tidak apa-apa kamu jangan
khawatir begitu”.
Kak Deny yang saat itu mencoba meyakinkan aku kalau dia tidak apa-apa. Namun
aku juga bisa merasakan sakit yang dia rasakan kakinya yang mengalami banyak
luka-luka.
Setelah
satu jam disitu lalu aku berpamitan untuk pulang bersama teman-temanku. Karena
kecelakaan itu yang membuat kak Deny terpaksa harus izin untuk tidak masuk
sekolah dahulu. Sepi rasanya tanpa dia, hingga pada suatu hari dia meminta
kepadaku untuk aku ke rumahnya karena orangtuanya ingin berkenalan denganku,
aku tak berani menolak permintaannya.
Sore
harinya aku langsung ke rumahnya dan di rumahnya kedua orangtua kak Deny sudah
bersiap untuk menyambut kedatanganku, ternyata orangtuanya sangat baik dan
ramah banget denganku dan merestui hubunganku dengannya.
Setelah
dua jam aku di rumah kak Deny aku bergegas untuk berpamitan pulang
“Sayang
biar aku anterin kamu pulang ya”. Kata kak Deny
“Enggak usah sayang mending kamu istirahat aja kan kakimu belum sembuh betul,
aku tidak apa-apa kok aku berani pulang sendiri”
Setelah kak Deny sembuh dia lalu mengajak aku jalan pada hari minggu, dia
mengajakku ke sebuah pantai yang pemandangannya lumayan cukup bagus untuk
dipandang mata.
“
Gimana kau suka apa tidak aku ajak kesini”. Tanya kak deny kepadaku
“Em… aku suka banget makasih ya udah ngajak aku ke tempat ini”
“Sama-sama ini aku lakuin biar di antara kita tidak saling jenuh”
Disela-sela kami ngobrol kak Deny meminta kepadaku untuk mengenalkan dia kepada
orangtuaku. Aku pun mau untuk mengajak dia ke rumahku.
Malam
minggu tiba saatnya aku menunggu kedatangan kak Deny yang kebetulan orangtuaku
juga di rumah. Pukul 19.00 kak Deny tiba di rumahku senangnya hatiku akhirnya
pacarku bisa bermain ke rumahku. Lalu aku kenalin kak Deny
kepada papa ku
“Pah
kenalin ini kak Deny pacarnya Mila”.
“Kenalin om saya Deny temannya Mila.”
mereka sambil bersalaman
“Orang mana dan sejak kapan kenal anak saya” sahut papahku
“Orang bekasi om sudah setahun saya kenal sama Mila anak om”
“Masih sekolah atau sudah kerja dan orangtuamu kerja apa?” Tanya papahku yang
agar sinis
“Saya masih sekolah om sebentar lagi mau lulus dan mungkin akan langsung cari
kerja agar bisa dapat uang dan bisa untuk melamar anak om”
“Ternyata kamu masih kecil dan kenapa mau berpacaran dengan anakku dan sudah
pengen segera melamar segala mau kamu kasih makan apa anakku. Saya sama sekali
tidak setuju dengan hubungan kalian berdua”.
“Papah kenapa gitu sih sama Mila, Mila
itu sayang banget sama kak Deny plis pah
restui hubungan kami” sahutku sambil menangis
“Kamu itu masih terlalu kecil jangan pacar-pacaran belejar yang serius biar
nilai kamu tidak rendah” papah mulai marah sekali
“Ya mungkin perkataan om sangat benar namu apa salah om jika saya mencintai
anak om ?”
“Tidak ada cinta-cintaan di antara kalian, papah tidak mau tau hubungan ini
tidak boleh dilanjutkan. Titik”
Setelah
kejadian itu aku langsung menangis masuk kamar dan kak Deny juga langsung
pulang.
Aku tidak menyangka kalau papa ku berbuat begitu kepadaku. “Ya
Allah kenapa semuanya harus begini kenapa papahku tidak setuju dengan
hubunganku sama kak Deny padahal kami sudah saling mencintai.” Aku tak
henti-hentinya meneteskan air mata, hari-hariku pun hanya aku lewati dengan
berdiam diri dan melamun terus. Papa ku pun masih tidak menginginkan hubunganku
dan kami berlanjut.
Satu
pesan masuk di Hp ku dari kak Deny.
“Sayang bisa ketemuan apa tidak sekarang aku tunggu di pantai tempat biasa kita
bertemu”
Tanpa basa-basi aku langsung menemui kak Deny.
“Ada apa kak kok mendadak begini ngajak ketemuannya?” tanyaku yang masih
penasaran
“Enggak aku cuma pengen ngomong sesuatu aja sama kamu”
“Ngomong apa kak, kelihatannya serius” lalu kak Deny memeluk aku begitu erat
“Aku tidak mau kehilanganmu, aku ingin selalu ada untukmu jangan tinggalin aku
ya”
“Iya aku janji enggak bakal ninggalin
kamu dan aku akan selalu ada untukmu juga” tiba-tiba kak Deny melepaskan pelukannya
“Sayang maafin aku, aku tidak bisa terus ada di sampingmu dan mungkin ini
pertemuan terakhir kita”
“Maksud kakak apa, aku tidak mengerti” kak
Deny meneteskan airmatanya
“Aku ingin hubungan kita cukup sampai disini aja ya. Karena orangtuamu yang tak
menginginkan cinta kita bersatu, semoga kamu bisa mendapatkan cowok yang lebih
baik dariku dan yang diharapkan orangtuamu”
“Enggak kak aku enggak mau pisah denganmu kita bisa hadapi sama-sama masalah
ini aku yakin pasti bisa kok. Jangan putus asa gitu a” ku mencoba untuk
meyakinkan kak Deny agar tidak meninggalkan aku
Namun usahaku sia-sia kak Deny tetap
saja pada pendiriannya bahwa dia memilih untuk mengakhiri hubunganku. Apa boleh
buat kak Deny sudah membuat keputusan yang bulat dan tak bisa untuk aku elakkan
lagi. Aku terpaksa menerima keputusan itu walau hati ini berkata berat untuk
meninggalkan orang yang aku sayang pergi begitu saja.
“Selalu
tersenyumlah sayang untuk aku. Aku yakin kamu bisa” ku mencoba tersenyum di
depan kak Deny dan aku melihat di mata
kak Deny berlinangan air mata
perlahan-lahan dia mencoba melepaskan pegangan tangannya dari gengaman tanganku
dan dia meningalkanku semakin jauh. Aku Cuma bisa berkata “semoga kamu juga
bahagia disana dan temukanlah cinta sejatimu di luar sana. Aku menyayangimu
selalu kak Deny, namamu akan tetap
terukir dengan indah di dalam hatiku selalu .
Dan
pada saat itu aku tak bertemu lagi dengan kak Deny. Aku tak tau sekarang
kabarnya bagaiman, meskipun cintaku enggak kesampaian. Tetapi aku akan
menunggumu sampai kapan pun kak Deny.
Senin, 08 Desember 2014
Nama : Vera Yul Vianika
SMA N 1 BATANGAN
0 komentar:
Posting Komentar