Senin, 08 Desember 2014



Cinta Yang Tak Kesampaian

Hari ini awal aku masuk ke sekolah SMA, rasa ini bercampur aduk dengan jantung yang terus berdetak kencang. Rasa ini selalu ada di saat aku masuk ke sekolah yang baru. Aku merasa gugup saat bertemu teman-teman baru, cukup senang aku waktu itu karena masa-masa aku di SMP sudah selesai. Ya walaupun sama teman-temanku Smp yang menyimpan banyak kenangan. Aku di SMA tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa dari yang sebelumnya, disitu juga aku mendapatkan teman baru semua yang sebelumnya belum aku kenal.
Tidak terasa aku di SMA sudah sebulan selama pembelajaran biasa dimulai setiap siswa baru diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler. Aku memilih ekstrakurikuler basket,awal latihan kami pun mengikuti acara itu dengan sangat antusias dan acara itu dilaksanakan setiap kamis sore mulai pukul 14.00 s.d 16.00. Pas hari pertama latihan aku lupa untuk membawa motor padahal aku pulang sore dan kemungkinan angkutan umum juga jarang. Untunglah ada temen ku sekitar 5 orang yang tidak membawa motor yang menemani aku jalan menuju halte sekolahanku. Lalu di halte kami mencoba memberanikan diri untuk bertanya sama orang sekitar situ
“Apakah jam 5 masih ada bis?”tanyaku kepada seorang bapak tua.
“Waduh nak bis terakhir baru saja lewat sekita 10 menit yang lalu” kata seorang bapak tua itu.
Oh tidak mungkin aku ketinggalan bis lalu bagaiman aku pulangnya. Fikiranku menjadi tak karuan campur aduk, lalu temen-temen mengajak aku

 “Bagaimana kalau kita mencoba untuk mencari tebengan di SMK mau apa tidak?”
“Ya terserah kalian aja lah aku ikut saja” kata ku sambil tersenyum.

Sesampainya di SMK ternyata mereka juga sudah pada pulang semua hanya tinggal beberapa saja yang belum pulang dan yang belum pulang itu pun yang tidak membawa motor.
“Ya Allah sungguh sia-sia sekali harapan aku”.
Teman-teman yang lain pun pada panik dan akhirnya kami memutuskan untuk menelfon keluarga kami masing-masing untuk menjemput kami pulang. Untung sajalah kakakku mau menjemputku, tak lama kemudian teman-temanku sudah pada dijemput oleh keluarganya hanya tinggal aku sendiri disana. Mana aku cewek sendirian tidak jauh dari halte tempat dudukku ada 3 orang cowok yang juga belum pada pulang mereka kemudian menghampiriku,
 “Sendirian aja mbak la temen-temmenya pada dimana, udah pada pulang ya?.”. salah satu dari mereka bertanya padaku yang memakai jaket hitam.
“Ngmong ngomong dari SMA mana mbak?” seorang cowok yang memakai tas biru


Aku memberanikan diri mencoba untuk berbicara sama mereka

“Iya ini tadi aku ketinggalan bus, temen-temen sudah pada dijemput dan tinggal aku disini yang masih sendiri menunggu jemputan kakaku, aku dari SMA 1 Jakarta.  ya itulah sekolahku”
“Ngmong ngomong namanya siapa dan udah kelas berapa?” Tanya si cowok itu
“Perkenalkan nama saya
Mila dan baru kelas X, la kalian kelas berapa dan jurusan apa?”
“kami dari kelas XII elektro” jawab cowok itu.

Tak terasa setelah kami berbincang-bincang cukup lama kakak ku ternyata sudah datang, dan terpaksa aku harus pergi dan meninggalkan mereka bertiga deh.
 “sampai bertemu kembali, byee”.
Dari pertemuan itulah kami sering ngobrol-ngobrol lewat pesan pendek, seminggu setelah kenal dua di antara mereka yang bernama Kak Ari dan Kak Deny menyatakan cinta ke aku. Namun aku harus memilih satu di antara mereka dan akhirnya aku memutuskan untuk memilih Kak Deny karena menurutku dia orangnya baik dan lebih perhatian sama aku, dan kelihatannya dia cocok sama aku.
Seminggu setelah pacaran kami selalu menyempatkan diri untuk bisa pulang bersama setiap hari kamis sore pulang latihan basket, ya walaupun aku yang harus menjemput dia karena dia tidak membawa motor. Satu jam jarak rumahku dari sekolahanku dan setengah jam dari rumah Kak Deny ya perjalanan yang cukup melelahkan namun semua itu jadi tak terasa jika aku sudah ada di dekatnya.
Hari-hariku selalu aku lewati bersamanya kami seperti pasangan yang tak mau terpisahkan dan aku pun juga tak ingin jauh darinya sedikitpun.
Minggu ini hari-hariku aku habiskan di rumah tidak untuk keluar sama Kak Deny, tak kusangka tiba-tiba pesan masuk di Hp ku dan itu dari Kak Deny langsung aku raih hpku tumben saja dia sms aku di jam yang biasanya dia masuk untuk melatih anak smp untuk latihan basket dan ternyata dia mengalami kecelakaan di jalan saat mengendarai motor mau berangkat melatih. Hem hatiku jadi bercampur tak karuan rasanya bagaimana sekarang keadaannya aku takut dia terjadi apa-apa. Aku langsung mengambil keputusan untuk segera menengok keadaanya tetapi aku harus mengajak temanku yang bernama Tya dan kak Hendra temennya kak Deny karena kak Hendra yang tau dimana rumah kak aan berada.
Setelah sampai di rumah kak Deny tak sengaja air mataku terjatuh di pipiku
“Ya Allah kenapa orang yang aku sayang harus terluka begini pasti lukanya sangat sakit tak tega aku melihatnya”. Sambil menangis melihat kondisi kak Deny
Mila  kamu kenapa kok nangis?” Tanya tya kepadaku
“Iya kenapa kamu menangis apa kamu kasian padaku, aku tidak apa-apa kamu jangan khawatir begitu”.
Kak Deny yang saat itu mencoba meyakinkan aku kalau dia tidak apa-apa. Namun aku juga bisa merasakan sakit yang dia rasakan kakinya yang mengalami banyak luka-luka.

Setelah satu jam disitu lalu aku berpamitan untuk pulang bersama teman-temanku. Karena kecelakaan itu yang membuat kak Deny terpaksa harus izin untuk tidak masuk sekolah dahulu. Sepi rasanya tanpa dia, hingga pada suatu hari dia meminta kepadaku untuk aku ke rumahnya karena orangtuanya ingin berkenalan denganku, aku tak berani menolak permintaannya.
Sore harinya aku langsung ke rumahnya dan di rumahnya kedua orangtua kak Deny sudah bersiap untuk menyambut kedatanganku, ternyata orangtuanya sangat baik dan ramah banget denganku dan merestui hubunganku dengannya.
Setelah dua jam aku di rumah kak Deny aku bergegas untuk berpamitan pulang
“Sayang biar aku anterin kamu pulang ya”. Kata kak Deny
“Enggak usah sayang mending kamu istirahat aja kan kakimu belum sembuh betul, aku tidak apa-apa kok aku berani pulang sendiri”
Setelah kak Deny sembuh dia lalu mengajak aku jalan pada hari minggu, dia mengajakku ke sebuah pantai yang pemandangannya lumayan cukup bagus untuk dipandang mata.

“ Gimana kau suka apa tidak aku ajak kesini”. Tanya kak deny kepadaku
“Em… aku suka banget makasih ya udah ngajak aku ke tempat ini”
“Sama-sama ini aku lakuin biar di antara kita tidak saling jenuh”
Disela-sela kami ngobrol kak Deny meminta kepadaku untuk mengenalkan dia kepada orangtuaku. Aku pun mau untuk mengajak dia ke rumahku.

Malam minggu tiba saatnya aku menunggu kedatangan kak Deny yang kebetulan orangtuaku juga di rumah. Pukul 19.00 kak Deny tiba di rumahku senangnya hatiku akhirnya pacarku bisa bermain ke rumahku. Lalu aku kenalin kak Deny kepada papa ku
“Pah kenalin ini kak Deny pacarnya Mila”.
“Kenalin om saya Deny  temannya
Mila.” mereka sambil bersalaman
“Orang mana dan sejak kapan kenal anak saya” sahut papahku
“Orang bekasi om sudah setahun saya kenal sama
Mila anak om”
“Masih sekolah atau sudah kerja dan orangtuamu kerja apa?” Tanya papahku yang agar sinis
“Saya masih sekolah om sebentar lagi mau lulus dan mungkin akan langsung cari kerja agar bisa dapat uang dan bisa untuk melamar anak om”
“Ternyata kamu masih kecil dan kenapa mau berpacaran dengan anakku dan sudah pengen segera melamar segala mau kamu kasih makan apa anakku. Saya sama sekali tidak setuju dengan hubungan kalian berdua”.
“Papah kenapa gitu sih sama
Mila, Mila itu sayang banget sama kak Deny  plis pah restui hubungan kami” sahutku sambil menangis
“Kamu itu masih terlalu kecil jangan pacar-pacaran belejar yang serius biar nilai kamu tidak rendah” papah mulai marah sekali
“Ya mungkin perkataan om sangat benar namu apa salah om jika saya mencintai anak om ?”
“Tidak ada cinta-cintaan di antara kalian, papah tidak mau tau hubungan ini tidak boleh dilanjutkan. Titik”

Setelah kejadian itu aku langsung menangis masuk kamar dan kak Deny juga langsung pulang.
Aku tidak menyangka kalau papa ku berbuat begitu kepadaku. “
Ya Allah kenapa semuanya harus begini kenapa papahku tidak setuju dengan hubunganku sama kak Deny padahal kami sudah saling mencintai.” Aku tak henti-hentinya meneteskan air mata, hari-hariku pun hanya aku lewati dengan berdiam diri dan melamun terus. Papa ku pun masih tidak menginginkan hubunganku dan kami berlanjut.
Satu pesan masuk di Hp ku dari kak Deny.
“Sayang bisa ketemuan apa tidak sekarang aku tunggu di pantai tempat biasa kita bertemu”
Tanpa basa-basi aku langsung menemui kak Deny.
“Ada apa kak kok mendadak begini ngajak ketemuannya?” tanyaku yang masih penasaran
“Enggak aku cuma pengen ngomong sesuatu aja sama kamu”
“Ngomong apa kak, kelihatannya serius” lalu kak Deny memeluk aku begitu erat
“Aku tidak mau kehilanganmu, aku ingin selalu ada untukmu jangan tinggalin aku ya”
“Iya  aku janji enggak bakal ninggalin kamu dan aku akan selalu ada untukmu juga” tiba-tiba kak Deny  melepaskan pelukannya
“Sayang maafin aku, aku tidak bisa terus ada di sampingmu dan mungkin ini pertemuan terakhir kita”
“Maksud kakak apa, aku tidak meng
erti” kak Deny meneteskan airmatanya
“Aku ingin hubungan kita cukup sampai disini aja ya. Karena orangtuamu yang tak menginginkan cinta kita bersatu, semoga kamu bisa mendapatkan cowok yang lebih baik dariku dan yang diharapkan orangtuamu”
“Enggak kak aku enggak mau pisah denganmu kita bisa hadapi sama-sama masalah ini aku yakin pasti bisa kok. Jangan putus asa gitu a” ku mencoba untuk meyakinkan kak Deny agar tidak meninggalkan aku
Namun usahaku sia-sia kak Deny  tetap saja pada pendiriannya bahwa dia memilih untuk mengakhiri hubunganku. Apa boleh buat kak Deny sudah membuat keputusan yang bulat dan tak bisa untuk aku elakkan lagi. Aku terpaksa menerima keputusan itu walau hati ini berkata berat untuk meninggalkan orang yang aku sayang pergi begitu saja.

“Selalu tersenyumlah sayang untuk aku. Aku yakin kamu bisa” ku mencoba tersenyum di depan kak Deny  dan aku melihat di mata kak Deny  berlinangan air mata perlahan-lahan dia mencoba melepaskan pegangan tangannya dari gengaman tanganku dan dia meningalkanku semakin jauh. Aku Cuma bisa berkata “semoga kamu juga bahagia disana dan temukanlah cinta sejatimu di luar sana. Aku menyayangimu selalu kak Deny,  namamu akan tetap terukir dengan indah di dalam hatiku selalu .
Dan pada saat itu aku tak bertemu lagi dengan kak Deny. Aku tak tau sekarang kabarnya bagaiman, meskipun cintaku enggak kesampaian. Tetapi aku akan menunggumu sampai kapan pun kak Deny.


Nama : Vera Yul Vianika
SMA N 1 BATANGAN

0 komentar:

Blog Archive

Popular Posts